Medco (MEDC) di Bawah Estimasi, Begini Ramalannya
Monday, May 06, 2024       09:05 WIB

JAKARTA, investor.id - PT Medco Energi Internasional Tbk () mencatatkan laba bersih US$ 72,9 juta pada kuartal I-2024 atau terpangkas 11% yoy. Meski demikian, perolehan tersebut setara 20,8% dari estimasi Stockbit tahun ini dan sejalan dengan ekspektasi.
Sedangkan pendapatan Medco turun tipis 0,3% yoy menjadi US$ 556 juta pada kuartal I-2024 atau setara 24,5% dari estimasi Stockbit tahun ini dan 25% dari estimasi konsensus. Namun, peningkatan beban lainnya hingga hampir 2,5 kali lipat mengakibatkan margin laba bersih terkikis menjadi 13,1% pada kuartal I-2024 dari 14,7% pada kuartal I-2023.
Secara kuartalan (qoq), laba bersih Medco tergerus 17,4%, terutama dipicu oleh penurunan pendapatan sebesar 4% dan peningkatan beban pokok pendapatan sebesar 16,2%. Hal itu seiring kenaikan beban penyusutan, deplesi, dan amortisasi hingga 62,6%.
Walaupun realisasi harga minyak pada kuartal I-2024 mencapai US$ 79 per barel lebih tinggi dibandingkan kuartal IV-2023 yang sebesar US$ 78 per barel, volume produksi emiten berkode saham tersebut turun akibat berkurangnya working interest di Blok Corridor usai perpanjangan kontrak dan permintaan yang lebih rendah dari Singapura. Di sisi lain, mencatatkan penambahan produksi dari Blok 60 di Oman dan Natuna Oil.
"Kami menilai kinerja pada kuartal I-2024 berada di bawah estimasi awal kami. Sebelumnya, kami memperkirakan dapat membukukan pendapatan US$ 2,27 miliar dan laba bersih US$ 351 juta. Karena itu, kami merevisi estimasi kami untuk kinerja tahun ini, dengan pendapatan US$ 2,3 miliar dan laba bersih US$ 320 juta," tulis Investment Analyst Stockbit, Hendriko Gani dalam ulasannya, yang dikutip pada Minggu (5/5/2024).
Menurut dia, pihaknya merevisi turun estimasi produksi dari 173 MBOEPD menjadi 145 MBOEPD, terutama akibat penurunan working interest di Blok Corridor. Meski demikian, asumsi harga minyak direvisi naik dari US$ 80 per barel menjadi US$ 85 per barel, seiring peningkatan harga minyak sejak awal 2024. Sedangkan asumsi lifting cost direvisi naik dari US$ 7,6 per BOE menjadi US$ 8,5 per BOE.
"Walaupun pencapaian laba bersih baru mencapai 22,8% dari total estimasi kami yang baru, kami melihat bahwa berpotensi mencapai estimasi tersebut, karena didorong oleh faktor seasonality dan pendapatan lain-lain pada kuartal-kuartal selanjutnya yang berpotensi meningkatkan margin laba bersih," pungkas Hendriko Gani.
Panduan 2024
telah merevisi panduan produksi minyak dan gas tahun ini. Produksi minyak dan gas perseroan ditargetkan meningkat dari 145 mboepd menjadi ke kisaran 145-150 mboepd. Hal itu menyusul produksi minyak dan kondesat yang lebih tinggi, namun masih ada ketidakpastian permintaan gas pipa di Singapura.
juga menargetkan penjualan ketenagalistrikan sebesar 4.100 Gwh, biaya produksi minyak dan gas di bawah US$ 10 per BOE, serta total belanja modal migas US$ 350 juta dan ketenagalistrikan US$ 80 juta.
"Kami terus meninjau portofolio Medco Energi () dan mencari peluang-peluang baru untuk menciptakan nilai tambah. Keberhasilan penyelesaian divestasi Vietnam dan akuisisi Oman yang menguntungkan telah menempatkan Medco Energi pada posisi yang baik untuk meraih kesuksesan yang berkelanjutan," ujar Direktur Utama Medco Energi, Hilmi Panigoro, baru-baru ini.
Perolehan laba bersih pada kuartal I-2024 yang lebih rendah dibandingkan kuartal I-2023 terutama disebabkan oleh berkurangnya kontribusi dari PT Amman Mineral Internasional Tbk (). Kontribusi terhadap laba bersih lebih rendah US$ 16 juta, walaupun produksi meningkat, terutama karena bea ekspor yang lebih tinggi dan pembayaran Pendapatan Negara Bukan Pajak ( PNBP ) yang lebih tinggi.
Meski demikian, berhasil mencatatkan EBITDA sebesar US$ 328 juta pada kuartal I-2024, sedikit lebih tinggi dibandingkan kuartal I-2023. Pendapatan perseroan mencapai US$ 556,39 juta atau lebih rendah dari US$ 558,09 juta.
CEO Medco Energi Internasional (), Roberto Lorato mengatakan bahwa perseroan telah mencatatkan hasil operasional dan keuangan yang solid pada kuartal I-2024. "Dengan volume produksi minyak yang lebih tinggi dan panduan produksi yang lebih baik, kami berada pada saat yang tepat dimana kondisi harga minyak sedang membaik. Hal itu mengindikasikan prospek positif pada sisa tahun ini," ujar dia.

Sumber : investor.id

powered by: IPOTNEWS.COM